BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di Indonesia Preeklampsia
berat (PEB) merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal
di Indonesia. PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan
karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan
proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti,
namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia
uteroplacentol.
Diagnosis dini dan penanganan
adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu
(AKI) dan anak. Semua kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi
dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan
terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi.
Pemeriksaan antenatal yang
teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha
pencegahan preeklampsia berat, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor
predisposisi yang lain
Preeklampsia adalah penyakit
pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia
adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul
sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan
penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur
ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih
dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada
keadaan-keadaan berikut :
1) Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis.
2) Penyakit vaskuler,
termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus.
3) Penyakit ginjal.
Pre-eklamsia
dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria dan oedema,
yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Mochtar,
1998).
Tingginya kejadian
pre-eklamsia- eklamsia di negara-negara berkembang dihubungkan dengan masih
rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan
masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam
menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai informasi/masalah
kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya (Zuhrina,
2010).
Menurut World Health Organization
(WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah
pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju
angka kejadian pre- eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan
angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara
berkembang masih tinggi (Amelda, 2008).
Berdasarkan kejadian tersebut, maka
kami tertarik untuk membahas hal ini, serta sebagai tugas dalam makalah Keperawatan Maternitas
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Preeklamsi.
B.
Ruang
Lingkup
Dalam laporan kasus asuhan
keperawatan kelolaan ini penulis hanya membahas asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan diagnosa Preeklamsia Berat yang dilakukan di ruangan Mawar – asoka
kebidanan Rumah Sakit dr. Sobirin Lubuk Linggau dalam 3 hari perawatan.
C.
Tujuan
penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan
umum dalam penulisan laporan kasus ini adalah agar penulis dapat melaksanakan
asuhan keperawatan pada Ny. S dengan preeklamsi di Bangsal Mawar – Asoka
Kebidanan Rumah Sakit dr. Sobirin Lubuk Linggau dengan pendekatan proses
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu
melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan preeklamsia berat
khususnya Ny. S
b. Mampu
mengidentifikasi serta menganalisa data pada Ny. S
c. Mampu
merumuskan dan menerapkan prioritas diagnosa keperawatan pada Ny. S
d. Mampu menentukan tujuan dan menyusun rencana sesuai dengan
kriteria keperawatan pada Ny. S
e. Mampu
melaksanakan implementasi sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan
pada Ny. S
f. Mampu
mengevaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telaah diberikan dan
didelegasikan pada Ny. S
g. Mengetahui
kesenjangan antara teori dan praktek dalam penerapan teori asuhan keperawatan
yang telah diberikan pada Ny. S
h. Mengetahui
faktor penunjang dan penghambat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan preeklamsia berat pada Ny. S
D.
Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat dari penulisan Laporan Kasus pada Ny. S dengan Preeklamsia Berat
adalah :
1. Untuk
RSUD sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan
tindakan keperawatan pada klien dengan Preeklamsia Berat
2. Untuk
pendidikan sebagai sumber informasi untuk kemajuan perkembangan ilmu
keperawatan
3. Untuk
pendidikan sebagai refrensi untuk penulisan makalah keperawatan
4. Untuk
pembaca supaya mengetahui dampak Preeklamsia Berat di masyarakat luas dan
mengetahui tentang preeklampsia Berat
E.
Metode
penulisan dan Pengambilan data
1. Metode
Penulisan
Metode Penulisan yang digunakan
dalam penulisan Laporan Kasus ini adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan
dan study kasus terhadap klien dengan preeklamsia dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan
2. Tekhnik
Pengumpulan Data
a. Observasi
Yaitu
tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku klien dan keluarganya
secara langsung
b. Wawancara
Yaitu
tekhnik pengumpulan data dengan cara menggali riwayat kesehatan bayi dan
keluarganya secara langsung, untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan masalah kesehatan klien dan keluarga
c. Pemeriksaan
Fisik
Yaitu
tekhnik pengumpulan data dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
d. Studi
Dokumentasi
Yaitu
tekhnik pengumpulan data dengan cara mempelajari data penunjang dan riwayat –
riwayat kesehatan dari status klien
e. Studi
Kepustakaan
Yaitu
cara mendapatkan informasi dan teori yang relevan dari literatur berhubungan
dengan kasus sebagai dasar acuan penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP
DASAR
A.
PENGERTIAN
Preeklampsia atau sering juga
disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita
hamil. Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin
dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan
edema.
Pengertian preelamsia menurut beberapa referensi :
a)
Preeklampsia adalah suatu
penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh
hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria (Bobak, dkk., 2005).
b)
Preeklampsia adalah
perkembangan hipertensi, protein pada urin dan pembengkakan, dibarengi dengan
perubahan pada refleks (Curtis, 1999).
c)
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang
ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (Dorland,2000).
d) Preeklampsia adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer, 2000).
e)
Preeklampsia adalah hipertensi
yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria
(Prawirohardjo, 2008).
f)
Pre eklampsia adalah
sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan
tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar,
1998 ).
B.
ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini
belum diketahui dengan pasti. Banyak teori – teori dikemukakan oleh para ahli
yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut “penyakit teori”
namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.
Di Indonesia, setelah perdarahan
dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab
kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia
yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera
dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Penyebab preeklampsia sampai
sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang
penyebab preeklamsia, yaitu :
a. Bertambahnya
frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola
hidatidosa.
b. Bertambahnya
frekuensi yang makin tuanya kehamilan.
c. Dapat
terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
d. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria,
kejang dan koma.
Beberapa teori yang mengatakan bahwa
perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal
sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain
:
a. Peran
Prostasiklin dan Tromboksan .
b. Peran
faktor imunologis.
c. Beberapa
studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada
pre-eklampsi/eklampsia.
d. Peran
faktor genetik /familial
e. Terdapatnya
kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/ eklampsi pada anak-anak dari
ibu yang menderita preeklampsi/eklampsi.
f. Kecenderungan
meningkatnya frekuensi pre-eklampsi/eklampspia dan anak dan cucu ibu hamil
dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada ipar mereka.
g. Peran
renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)
C.
TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis
preeklamsi meliputi:
a.
Hipertensi
sistolik / diastolik > 140/90
mmHg
b.
Proteinuria :
Secara kuantitatif lebih 0,3 gr/l dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2
(+2).
c.
Edema pada
pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah, atau tangan.
d.
Timbul salah
satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat.
D.
PATOFISIOLOGI
Pada
preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini menyebabkan
prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus. Keadaan
iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat
hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik menyebabkan
terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin
yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan aktivasi / agregasi
trombosit deposisi fibrin.
Pelepasan
tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme sedangkan aktivasi/ agregasi
trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan koagulasi intravaskular yang
mengakibatkan perfusi darah menurun dan konsumtif koagulapati. Konsumtif
koagulapati mengakibatkan trombosit dan faktor pembekuan darah menurun dan
menyebabkan gangguan faal hemostasis. Renin uterus yang di keluarkan akan
mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama- sama angiotensinogen
menjadi angiotensi I dan selanjutnya menjadi angiotensin II. Angiotensin II bersama
tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme. Vasospasme menyebabkan lumen
arteriol menyempit. Lumen arteriol yang menyempit menyebabkan lumen hanya dapat
dilewati oleh satu sel darah merah. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen
mencukupi kebutuhab sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain
menyebabkan vasospasme, angiotensin II akan merangsang glandula suprarenal
untuk mengeluarkan aldosteron. Vasospasme bersama dengan koagulasi
intravaskular akan menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan multi
organ.
Gangguan
multiorgan terjadi pada organ- oragan tubuh diantaranya otak, darah, paru-
paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan dapat menyebabkan
terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan perfusi
serebral , nyeri dan terjadinya kejang sehingga menimbulkan diagnosa
keperawatan risiko cedera. Pada darah akan terjadi enditheliosis menyebabkan
sel darah merah dan pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah akan
menyebabkan terjadinya pendarahan,sedangkan sel darah merah yang pecah akan
menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru- paru, LADEP akan meningkat
menyebabkan terjadinya kongesti vena pulmonal, perpindahan cairan sehingga akan
mengakibatkan terjadinya oedema paru. Oedema paru akan menyebabkan terjadinya
kerusakan pertukaran gas. Pada hati, vasokontriksi pembuluh darah menyebabkan
akan menyebabkan gangguan kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan payah jantung
dan memunculkan diagnosa keperawatan penurunan curah jantung. Pada ginjal,
akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan
menyebabkan retensi cairan dan dapat menyebabkan terjadinya edema sehingga
dapat memunculkan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan. Selin itu,
vasospasme arteriol pada ginjal akan meyebabkan penurunan GFR dan permeabilitas
terrhadap protein akan meningkat. Penurunan GFR tidak diimbangi dengan
peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis menurun
sehingga menyebabkan terjadinya oligouri dan anuri. Oligouri atau anuri akan
memunculkan diagnosa keperawatan gangguan eliminasi urin. Permeabilitas
terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari
filtrasi glomerulus dan menyenabkan proteinuria. Pada mata, akan terjadi
spasmus arteriola selanjutnya menyebabkan oedem diskus optikus dan retina.
Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya diplopia dan memunculkan diagnosa
keperawatan risiko cedera. Pada plasenta penurunan perfusi akan menyebabkan
hipoksia/anoksia sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga
dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation serta
memunculkan diagnosa keperawatan risiko gawat janin.
Hipertensi
akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf parasimpatis akan meningkat.
Peningkatan saraf simpatis mempengaruhi traktus gastrointestinal dan
ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya
hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl meningkat sehingga dapat
menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang
meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga muncul diagnosa
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada
ektrimitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan ATP diproduksi dalam
jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP dan pembentukan asam laktat. Terbentuknya asam
laktat dan sedikitnya ATP yang diproduksi akan menimbulkan keadaan cepat lelah,
lemah sehingga muncul diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas. Keadaan
hipertensi akan mengakibatkan seseorang kurang terpajan informasi dan
memunculkan diagnosa keperawatan kurang pengetahuan.
E.
WOC
F.
KOMPLIKASI
Tergantung pada derajat preeklampsi
yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara lain:
a. Pada
Ibu
1. Eklapmsia
2. Solusio
plasenta
3. Pendarahan
subkapsula hepar
4. Kelainan
pembekuan darah ( DIC )
5. Sindrom
HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count
)
6. Ablasio
retina
7. Gagal
jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada
Janin
1. Terhambatnya
pertumbuhan dalam uterus
2. Prematur
3. Asfiksia
neonatorum
4. Kematian
dalam uterus
5. Peningkatan
angka kematian dan kesakitan perinatal
G.
KLASIFIKASI
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
sebagai berikut :
a. Preeklampsia
Ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
1. Tekanan
darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau
kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau
lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak
periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
2. Edema
umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per
minggu.
3. Proteinuria
kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin
kateter atau midstream.
b. Preeklampsia
Berat
1. Tekanan
darah 160/110 mmHg atau lebih.
2. Proteinuria
5 gr atau lebih per liter.
3. Oliguria,
yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
4. Adanya
gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
5. Terdapat
edema paru dan sianosis.
H.
MANIFESTASI
KLINIK
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia
timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre
eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada pre eklampsia
berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur,
nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala – gejala ini sering
ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa
eklampsia akan tim Tes Diagnostik.
I. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a. Pemeriksaan
Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan
hapusan darah
1. Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan
atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
2. Hematokrit meningkat ( nilai rujukan
37 – 43 vol% )
3. Trombosit menurun ( nilai rujukan
150 – 450 ribu/mm3 )
2) Urinalisis
1. Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi hati
1. Bilirubin meningkat ( N= < 1
mg/dl )
2. LDH ( laktat dehidrogenase )
meningkat
3. Aspartat aminomtransferase ( AST )
> 60 ul.
4. Serum Glutamat pirufat transaminase
( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml )
5. Serum glutamat oxaloacetic
trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l )
6. Total protein serum menurun ( N=
6,7-8,7 g/dl )
4) Tes kimia darah
1. Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7
mg/dl )
b. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan
janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan
volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi
lemah.
J. PENATALAKSANAAN
Ditinjau
dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama
perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a.
Perawatan aktif yaitu kehamilan
segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal.
1.
Perawatan aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan
aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST dan
USG). Indikasi :
a. Ibu
•
Usia kehamilan 37 minggu atau
lebih
•
Adanya tanda-tanda atau gejala
impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam
pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan)
b.
Janin
•
Hasil fetal assesment jelek (NST dan
USG)
•
Adanya tanda IUGR (janin
terhambat)
c.
Laboratorium
•
Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis
dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia)
2.
Pengobatan mediastinal
Pengobatan mediastinal pasien
preeklampsia berat adalah :
a.
Segera masuk rumah sakit.
b.
Tirah baring miring ke satu sisi.
Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam.
c.
Infus dextrose 5% dimana setiap 1
liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc.
d.
Diet cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam.
e.
Pemberian obat anti kejang magnesium
sulfat (MgSO4).
1. Dosis awal
sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25
cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4
gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin
pada suntikan IM.
2.
Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40%
setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap
6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
3.
Syarat-syarat pemberian MgSO4
•
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu
calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit.
•
Refleks patella positif kuat.
•
Frekuensi pernapasan lebih 16
x/menit.
•
Produksi urin lebih 100 cc dalam 4
jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)
4.
MgSO4 dihentikan bila :
•
Ada tanda-tanda keracunan yaitu
kelemahan otot, refleks fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi
SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan
otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7
mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15
mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan > 15 mEq/liter
terjadi kematian jantung.
•
Bila timbul tanda-tanda keracunan
MgSO4 :
-
Hentikan pemberian MgSO4
-
Berikan calcium gluconase 10% 1 gr
(10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit
-
Berikan oksigen
-
Lakukan pernapasan buatan
•
MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4
jam pasca persalinan sedah terjadi perbaikan (normotensi).
f.
Deuretikum tidak diberikan kecuali
bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka.
Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.
g.
Anti hipertensi diberikan bila :
1.
Desakan darah sistolik > 180
mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan
adalah tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena akan
menurunkan perfusi plasenta.
2.
Dosis antihipertensi sama dengan
dosis antihipertensi pada umumnya.
3.
Bila diperlukan penurunan tekanan
darah secepatnya dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan
kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc
cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
4.
Bila tidak tersedia antihipertensi
parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual diulang
selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka
obat yang sama mulai diberikan secara oral (syakib bakri,1997)
b. Perawatan
konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisinal.
1. Indikasi : bila
kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda inpending
eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan
medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan aktif. Hanya
loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup intramuskular saja dimana gram
pada pantat kiri dan 4 gram pada pantat kanan.
3. Pengobatan
obstetri :
a.
Selama perawatan konservatif :
observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya disini tidak
dilakukan terminasi.
b.
MgSO4 dihentikan bila ibu sudah
mempunyai tanda-tanda preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.
c.
Bila setelah 24 jam tidak ada
perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi.
d.
Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan
tindakan maka diberi lebih dulu MgSO4 20% 2 gr IV.
4. Penderita
dipulangkan bila :
a.
Penderita kembali ke gejala-gejala /
tanda-tanda preeklampsia ringan dan telah dirawat selama 3 hari.
b.
Bila selama 3 hari tetap berada
dalam keadaan preeklamsia ringan : penderita dapat dipulangkan dan dirawat
sebagai preeklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).
2. KONSEP
DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1. PENGKAJIAN
Data yang dikaji pada ibu dengan pre
eklampsia adalah :
a. Data subyektif :
- Umur
biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
- Riwayat
kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
- Riwayat
kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
- Riwayat
kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
- Pola
nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
- Psiko
sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh
karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
b. Data Obyektif :
- Inspeksi
: edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi
: untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi
: mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi
: untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks +
)
- Pemeriksaan
penunjang ;
• Tanda
vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval
6 jam
• Laboratorium
: protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3
gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ
urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
• Berat
badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
• Tingkat
kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
• USG
; untuk mengetahui keadaan janin
• NST
: untuk mengetahui kesejahteraan janin
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Pola nafas tidak efektif b.d peningkatan kebutuhan O2
2.
Gangguan perfusi jaringan b.d
penurunan COP
3. Resiko
tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (
vasospasme dan peningkatan tekanan darah
)
4. Resiko
tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada
plasenta
5.
Intoleransi aktivitas b.d
ketidakseimbangan suplai O2, kelemahan fisik
6.
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
peningkatan vaskuler otak, kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
7.
Kelebihan volume cairan b.d peningkatan
reabsorpsi Na
8.
Gangguan psikologis (
cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
3.
INTERVENSI
1. Pola nafas
inefektif b.d peningkatan kebutuhan O2
Tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 60 menit pola nafas kembali normal
Kriteria
hasil : bebas dari sianosis, pala nafas normal RR : 24
x/mnt
Intervensi :
a.
Evaluasi frekuensi pernafasan dan
kedalaman
Rasional : untuk mengetahui pola nafas pasien
b.
Auskultasi bunyi nafas
Rasional : mengetahui ada tidaknya nafas tambahan
c.
Atur posisi pasien semi fowler
Rasional : merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru
d.
Kolaborasi pemberian oksigen sesuai
indikasi
Rasional : meningkatkan pengiriman oksigen ke paru
2. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan COP
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 60 menit diharapkan kebutuhan O2
terpenuhi.
Kriteria hasil : CRT < 2 detik, tidak terjadi sianosis
Interensi :
a.
Catat frekuensi dan kedalaman
pernapasan, penggunaan otot bantu.
Rasional : untuk mengetahui kelemahan otot pernapasan.
b.
Awasi tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui tingkat kegawatan klien.
c.
Pantau BGA
Rasional : asidosis yang terjadi dapat menghambat masuknya
oksigen pada tingkat sel.
a.
Kolaborasi pemberian IV larutan
elektrolit
Rasional : meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler.
3.
Resiko
tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ
(vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
- Kesadaran
: compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
- Tanda-tanda
vital :
Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg
Suhu :
36-37 C
Nadi : 60-80 x/mnt
RR :16-20
x/mnt
Intervensi
:
a.
Monitor tekanan darah
tiap 4 jam
Rasional : Tekanan diastole >
110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH
b.
Catat tingkat kesadaran
pasien
Rasional : Penurunan kesadaran
sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
c.
Kaji adanya tanda-tanda
eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi,
nyeri epigastrium dan oliguria )
Rasional :Gejala tersebut
merupakan manifestasi dari perubahan pada
otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
d.
Monitor adanya
tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
Rasional : Kejang akan
meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan
e.
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
Rasional
: Anti hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejang
4.
Resiko
tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada
plasenta
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
- DJJ
( + ) : 12-12-12
- Hasil
NST :
- Hasil
USG ;
Intervensi
:
a.
Monitor DJJ sesuai
indikasi
Rasional : Peningkatan
DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
b.
Kaji tentang
pertumbuhan janin
Rasional : Penurunan fungsi
plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
c.
Jelaskan adanya
tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut,
perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
Rasional : Ibu dapat mengetahui
tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
d.
Kaji respon janin pada
ibu yang diberi SM
Rasional : Reaksi terapi dapat
menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
e.
Kolaborasi dengan medis
dalam pemeriksaan USG dan NST
Rasional :USG
dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
5.
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
suplai O2, kelemahan fisik
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24
jam aktivitas pasien dapat terpenuhi
Kriteria
hasil : Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang di
inginkan / di perlukan
Intervensi :
a.
Periksa TTV sebelum dan sesudah
aktivitas
Rasional : mengetahui tingkat kelemahan
b.
Instruksikan pasien tentang tekhnik
penghematan energi
Rasional : membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
c.
Berikan bantuan sesuai kebutuhan
Rasional : Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan
mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
6. Gangguan rasa nyaman (
nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
- Ibu
mengerti penyebab nyerinya
- Ibu
mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi
:
a.
Kaji tingkat intensitas
nyeri pasien
Rasional : Ambang nyeri setiap
orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang
sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
b.
Jelaskan penyebab
nyerinya
Rasional : Ibu dapat memahami
penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
c.
Ajarkan ibu
mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
Rasional : Dengan nafas dalam
otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru
optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
d.
Bantu ibu dengan
mengusap/massage pada bagian yang nyeri
Rasional : untuk mengalihkan
perhatian pasien
7.
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
peningkatan vaskuler otak
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam nyeri berkurang /menghilang
Kriteria hasil : wajah tidak
menyeringai, tidak pusing
Intervensi :
a. Kaji skala
nyeri
Rasional : mengetahui intensitas nyeri
b. Pertahankan
tirah baring
Rasional : meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi
c. Minimalkan
aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya,
mengejan, batuk panjang
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menambah
beratkan penyakit
d. Ajarkan
taknik relaksasi dan distraksi
Rasional : membantu menghilangkan rasa nyeri
e. Kolaborasi
pemberian analgetik sesuai indikasi misalnya lorazepam, diazepam
Rasional : menurunkan nyeri dan menurunkan rengsang system saraf
simpatis.
8.
Kelebihan volume cairan b.d
peningkatan reabsorpsi Na
Tujuan : Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam BB stabil
Kriteria hasil : - Tidak ada
destensi vena perifer dan edema
- Paru bersih dan BB stabil
Intervensi :
a.
Obervasi input dan output
Rasional : Mengetahui
pengeluaran dan pemasukan cairan
b.
Jelaskan tujuan pembatasan cairan /
Na pada pasien
Rasional : Na dapat
mengikat air sehingga meningkatkan volume cairan bertambah
c.
Kolaborasi pemberian deuretik ,
contoh : furosemid (lazix),asam etakrinik (edecrin) sesuai dengan indikasi.
Rasional : Menghambat
reabsorpsi natrium dan menurunkan kelebihan cairan
d.
Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : diet
pembatasan Na sesuai indikasi
9. Gangguan psikologis (
cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil
:
- Ibu
tampak tenang
- Ibu
kooperatif terhadap tindakan perawatan
- Ibu
dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi
:
a.
Kaji tingkat kecemasan
ibu
Rasional : Tingkat
kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian
sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
b.
Jelaskan mekanisme
proses persalinan
Rasional : Pengetahuan
terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang
maladaptif
c.
Gali dan tingkatkan
mekanisme koping ibu yang efektif
Rasional : Kecemasan akan dapat
teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
d.
Beri support system
pada ibu
Rasional : ibu
dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang
dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN PRENATAL DAN POST PARTUM
PADA Ny. S DENGAN PREEKLAMSIA BERAT
DI BANGSAL MAWAR-ASOKA RUANG ISOLASI
dr. SOBIRIN
LUBUK LINGGAU
Nama
Mahasiswa : Sugesti Angraeni Tanggal Pengkajian : 08-08-2012
Nim.PO.
03201100 34 Ruangan/RS
: Asoka
PENGKAJIAN PRENATAL
A. DATA UMUM KLIEN
Inisial
Klien :
Ny.S
Usia :
36 tahun
Agama :
Islam
Pendidikan
terakhir :
SMA
Pekerjaan :
Tani
Status
Perkawinan : Kawin
Alamat :
Ds. Purwadadi, Kec.jaya Loka
Nama
Suami :
Tn.R
Umur :
36 Tahun
Agama :
Islam
Pendididkan
terakhir : SMA
Pekerjaan : Tani
Status
Perkawinan :
Kawin
Alamat : Ds. Purwadadi, Kec.jaya Loka
B. KELUHAN SAAT INI
Ibu mengeluh Penglihatannnya kabur,
nyeri kepala berat, perutnya terasa
nyeri , lelah, bengkak pada tangan, kaki dan muka.\
No.
|
Tahun
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
Jenis
Kelamin
|
Keadaan
Bayi
Waktu
lahir
|
Masalah
kehamilan
|
1
|
2006
|
Spontan
|
Bidan
|
Laki
– laki
|
Sehat
|
PEB
|
C.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN LALU
Pengalaman
Menyusui : Ya
Berapa
lama : Asi ekslusif 6
Bulan
D.
RIWAYAT
GINEKOLOGI
1.
Riwayat Ginekologi :
-
2.
Riwayat KB : Suntik
E.
RIWAYAT
MENSTRUASI
1. Menarch : 14 Tahun Siklus : 30 hari
2. Lamanya : 5 hari Tidak
Disminore
3. Banyaknya : ± 300 cc ganti
Pembalut : 3 kali
F.
RIWAYAT
KEHAMILAN SAAT INI
HPHT :
18-11-2011 Taksiran Partus :
25-08-2012
BB Sebelum Hamil : 50 Kg TD sebelum hamil : 170/100 mmHg
BB Selama Hamil : 63 Kg
TD
|
BB/TB
|
TFU
|
Letak/presentasi
janin
|
DJJ
|
Usia
Gestasi
|
Keluhan
|
160/110
mmHg
|
50 Kg / 153cm
|
31
cm
|
Memanjang
bagian terbawa kepala
|
143
x/m
|
±
37 minggu
|
Penglihatannya
kabur, nyeri kepala berat, perutnya terasa nyeri , lelah, bengkak pada tangan,
kaki dan muka.
|
G.
DATA
UMUM KESEHATAN SAAT INI
Status obsetrik : G2P1A0 Usia
kehamilan : ± 37 minggu
Keadaan
Umum : Baik BB/TB : 50 Kg / 153 cm
Kesadaran
: CM
Tanda
– Tanda Vital :
Tekanan darah : 160/110
mmHg Nadi : 80 x/m
Suhu : 370C Pernafasan
: 20 x/m
Kepala – Leher
Kepala :
Simetris, rambut hitam lurus, kebersihan cukup rambut tidak berketombe dan
sedikit rontok, ibu terkadang merasa kepalanya nyeri dan di kepala tidak ada benjolan maupun kelaian
lainnya
Mata : Simetris, Penglihatan sering berkunang-kunang
atau rabun, Konjungtiva sedikit pucat,
Sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris,
tidak ada pernafasan Cuping hidung dan tidak ada polip
Mulut :
Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak terdapat caries pada
gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga : Simetris tidak terdapat serumen,
peradangan pada lubang telinga, fungsi pendengaran baik
Leher :
Tida ada pembesaran kelenjar tiroid dan adanya bendungan vena jugularis
Masalah
Khusus : Nyeri pada kepala dan fungsi penglihatan yang terganggu yaitu kunang –
kunang dan rabun
Dada
Jantung : Bunyi jantung normal dan tidak
terdengar murmur
Paru : Gerakan saat inspirasi dan
ekspirasi seirama, Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau ronchi,
suara nafas baik
Payudara :
·
Bentuk :Simetris
dan tidak ada benjolan
·
Mamae : -
Putting susu menonjol keluar
-
Areola terdapat hyperpigmentasi
-
Colesterum belum keluar
- Konsistensi agak kenyal
-
Pelebaran pembuluh darah vena terlihat
Pengeluaran ASI
: ASI belum keluar
Masalah Khusus : -
Abdomen
Uterus
:
TFU :
31 cm. Kontraksi : Ya
Leopold I : Teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian – bagian
kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III :Teraba masa keras, terfiksir dan sudah adanya
penurunan kepala
Leopold IV : Bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
PAP : 3/5
DJJ :
Frekuensi : 143 x/m dan teratur
Pigmentasi :
Linea Nigra : Ada
Striae : Ada
Fungsi Pencernaan : Tidak Terganggu
Masalah khusus : -
Perinium dan Genital :
Vagina : Tidak bervarises
Kebersihan : Cukup Bersih
Keputihan : -
Jenis/warna :
Lendir/putih
Konsistensi :
cair
Bau :
amis
Hemoroid : tidak derajat : - Lokasi
: -
Lamanya : 2x/
10 menit lama 10 detik, Nyeri : Ya
Ekstremitas
Ekstremitas atas :
edema : ya
Inspeksi :
fungsi baik
Palpasi :
tidak ada varises
Ekstremitas bawah: inspeksi : ada edema, fungsi baik
Palpasi :
adanya varises
Reflek patela : +
Masalah khusus :
Adanya edema di ekstremitas atas dan bawah
Eliminasi
Urin : 4-5x sehari
BAB : 1x sehari
Masalah
Khusus : -
Istirahat dan kenyamanan
Sebelum masuk RS
: Ibu tidur 7-8 jam sehari
Sesudah masuk RS
: Ibu tidur 6-8 jam sehari.
Mobilisasi dan Latihan
Aktivitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan
|
x
|
||||
Minum
|
x
|
||||
Eliminasi
|
x
|
||||
Mobilisasi
|
x
|
||||
Berpakaian
|
x
|
Keterangan:
0 : mandiri
1 : dengan alat Bantu
2 : bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan peralatan
4 : tergantung total
Nutrisi dan cairan :
Sebelum
mauk RS : Ibu makan 3 x
sehari dengan porsi sedang, sayur, lauk pauk, buah dan susu serta minum 5-8
gelas sehari
Sesudah
masuk RS : Ibu makan
dengan porsi sedang dengan nasi, sayur,
lauk pauk, buah dan susu serta minum 7-8 gelas sehari
Masalah Khusus : -
Keadaan
Mental :
Adaptasi psikologis :
ibu kelihatan sangat cemas
Penerimaan
terhadap kehamilan : ibu menerima
dengan senang
kehamilannya
Masalah khusus : terjadinya
peningkatan kecemasan
saat tekanan
darah dinyatakan
masih tinggi
Pola hidup yang meningkatkan resiko
kehamilan : -
|
Senam hamil
|
|
|
|
pengetahuan tentang tanda – tanda melahirkan cara
menangani nyeri, proses persalinan
|
Obat
– obatan yang dikonsumsi :
1.
Catapres 1 x 1
2.
Drip MgSO4 dan Pitogin pada infus D5
dan RL
Hasil pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
Rangkuman Hasil Pengkajian :
Masalah
:
1. Kepala
ibu terasa pusing dan nyeri serta penglihatannya kabur dan berkunang – kunang
2. TD
: 160/110 mmHg
3. Nyeri
hebat saat terjadinya His dan prosres persalinan
4. Ketakutan
dan kecemasan terhadap keadaan janin
PENGKAJIAN POST PARTUM
I.
RIWAYAT PERSALINAN
a.
Jenis Persalinan : Spontan
b.
Jenis kelamin : L BB/PB : 2900 gr/
c.
Perdarahan :
d.
Masalah dalam
persalinan : PEB
II.
DATA UMUM
KESEHATAN SAAT INI
Status obsetrik : G2P1A0 Usia
kehamilan : ± 37 minggu
Keadaan
Umum : Baik BB/TB : 50 Kg / 153 cm
Kesadaran
: CM
Tanda
– Tanda Vital :
Tekanan darah : 160/110
mmHg Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,2 0C Pernafasan : 19 x/m
Pemeriksaan fisik
Kepela dan Rambut :sedikit
rontok, lepek/berminyak,sedikit berketombe, warna rambut hitam, dan lurus serta
ibu terkadang masioh merasa pusing
Muka :oedema,
dan tidak ada cloasma gravidarum.
Mata
:konjungtiva agak pucat, sklera agak
ikterik, fungsi penglihatan kurang baik masih berkunang - kunang, dan simetris
Hidung
:Keadaan bersih, fungsi penciuman
baik, tidak ada polip
Mulut/gigi
:Keadaan cukup bersih, gigi lengkap,
tidak ada caries gigi, dan tidak ada stomatitis
Telinga
:Keadaan bersih, fungsi pendengaran baik,
dan simetris
Leher
:Tidak ada pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tyroid
Dada
:Mamae
simetris, puting susu menonjol,ada pembengkakan pada payudara,dan ASI belum
keluar, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar
ronchi dan whezing, suara nafas baik
Abdomen
:TFU 2 jari bawah pusat, uterus
teraba keras dan berkontraksi, vesika urinaria kosong
Pinggang
:Nyeri tekan pada daerah pinggang
Genitelia
:Kotor oleh bekas lendir dan darah,
lochea rubra, bau amis normal, tidak ada heacting, tidak ada oedema dan varises
Ekstremitas Atas
:Fungsi
pergerakan baik, tidak ada oedema dan varises, simetris kiri dan kanan, tidak
ada cacat, keadaan baik
Ekstremitas Bawah :Fungsi pergerakan baik, tungkai tidak ada
oedema dan varises, tidak ada cacat, keadaan baik
Pola Kebutuhan Dasar
a.
Nutrisi
Sebelum
melahirkan : Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang, 1 piring
nasi, 1 mangkok sayur, lauk pauk, buah dan susu.
Sesudah
melahirkan : Ibu makan
dengan porsi kecil 1/2 piring nasi, 1 mangkok sayur, lauk pauk, buah dan susu.
b.
Eliminasi
BAB sebelum melahirkan : 1-2
x/hari
sesudah melahirkan : 1
x/hari
BAK sebelum
melahirkan : 5-6 x/hari
sesudah melahirkan : 2
x/hari
c.
Istirahat
Sebelum melahirkan
: Ibu tidur 7-8 jam sehari
Sesudah melahirkan
:
Ibu tidur 5-6 jam sehari.
d.
Aktivitas
Sebelum
melahirkan : Ibu biasa melakukan aktivitas sendiri
Sesudah
melahirkan : Ibu masih sering
ditempat tidur, karena ibu merasa badannya pegal-pegal, untuk personal hygiene
masih dibantu oleh suami dan keluarganya yang lain, perawatan terhadap bayinya
juga masih dibantu oleh ibunya.
f.
Personal Hygiene
Sebelum melahirkan
: Ibu mandi 2 x sehari,
menggosok gigi 3 x sehari, Ibu mengganti pakaian setiap habis mandi
Sesudah melahirkan
: Ibu di
lap saja dengan air hangat – hangat kuku , Ibu mengganti pakaian setiap habis di
lap, Ibu mengganti softex 2 x sehari
g. Keadaan psikosial
a. Ibu
dan keluarga merasa bahagia dengan kelahiran bayinya, semua keluarga menerima
dengan senang keluarga barunya
b. Ibu senang menyusui
anaknya
c. Ibu mengatakan
badannya terasa pegal-pegal dan nyeri sedikit
ANALISA DATA
Nama : Ny. S Dx
Medis : PEB
Umur : 36 tahun Ro.
Reg : 017352
Ruangan : Asoka
No.
|
Symptom
|
Problem
|
Etiologi
|
1
|
DS : Klien mengatakan
kepalanya terasa nyeri dan pusing serta penglihatannya kunang – kunang dan
kabur
DO
:
1. TD
: 160/110
mmHg
2. Klien
lemah
3. Penglihatan
berkunang – kunang dan kabur
4. Pasien
sering memegang kepalanya
5. Udem di ekstremitas atas dan bawah
|
Gangguan
perfusi jaringan otak
|
Penurunan
COP
|
2
|
DS : Klien mengatakan
nyeri hebat didaerah perut
DO :
1. Klien
meringis kesakitan
2. Skala
nyeri 8
3. Klien
tampak pucat dan lemah
|
Gangguan
rasa nyaman nyeri
|
Kontraksi
uterus
|
3
|
DS : klien mengatakan
sangat cemas dengan janinnya
DO :
1. Pasien
kelihatan panik dan cemas
2. Pasien
banyak bertanya
|
Gangguan
psikologis / cemas
|
Koping
yang tidak efektif terhadap proses persalinan
|
4
|
DS : Klien mengatakan tidurnya terganggu
DO :
1.
Mata
cekung
2.
Konjungtiva
anemis
3.
Tidur 6
jam
|
|
|
5
|
DS : klien mengatakan belum bisa beraktivitas seperti biasanya
DO :
1.
Aktivitas
di bantu keluarga
|
|
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nama : Ny. S Dx
Medis : PEB
Umur : 36 tahun Ro.
Reg : 017352
Ruangan : Asoka
No.
|
Ditemukan
hari/tanggal
|
Teratasi
hari/tanggal
|
Diagnosa
keperawatan
|
1.
|
08-08-2012
|
-
|
Gangguan perfusi jaringan otak
b/d penurunan COP
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan kepalanya terasa nyeri dan
pusing serta penglihatannya kunang – kunang dan kabur
DO :
1.
TD : 160/100 mmHg
2.
Klien lemah
3.
Penglihatan berkunang
– kunang dan kabur
4.
Pasien sering
memegang kepalanya
5.
Udem di
ekstremitas atas dan bawah
|
2.
|
08-08-2012
|
-
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d
kontraksi uterus
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan nyeri hebat didaerah perut
P: nyeri berkurang setelah minum obat, Q: nyeri
berat R: nyeri pada daerah perut, S: skala 8 T: nyeri terasa selama 3 menit sekali
DO :
1.
Klien meringis
kesakitan
2.
Skala nyeri 8
3.
Klien tampak pucat
dan lemah
|
3.
|
08-08-2012
|
09-08-2012
|
Gangguan psikologis (cemas) b/d
koping yang tidak efeketif terhadap proses persalinan
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan sangat cemas dengan janinnya
DO :
1.
Pasien kelihatan
panik dan cemas
2.
Pasien banyak
bertanya
|
3
|
09-08-2012
|
|
|
4
|
09-08-2012
|
|
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny. S Dx
Medis : PEB
Umur : 36 tahun Ro.
Reg : 017352
Ruangan : Asoka
No
|
No.
Dx
|
Hari/
tanggal
|
Tujuam dan kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
01
|
08-08-2012
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan Perfusi jaringan otak dapat
adekuat dan tercapai
secara optimal. Dengan kriteria hasil :
1. Kepala
pasien tidak terasa pusing dan nyeri lagi
2. Fungsi
penglihatan baik ( tidak berkunang - kunang dan rabun )
|
· Awasi
TTV pasien
· Monitor
perubahan tiba – tiba
pada pasien
· Observasi
adanya pucat, sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi perifer
· Pantau
pernafasan
·
Dorong latihan kaki
aktif / pasif
·
kolaborasi dengan
SpOG
|
· Mengetahui
kegawatan pasien
· Cemas
dan binggung dapat mempengaruhi darah
· Mengetahui
perjalanan
darah
· Mengetahui
fungsi pernafasan pasien
· Memperlancar
peredaran darah
· Dapat terapi sesuai indikasi
|
2
.
|
02
|
08-08-2012
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan 1x24 jam
diharapkan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
.
Dengan kriteria hasil :
1.
Nyeri
berkurang
2.
Ibu mengerti
penyebab nyerinya
3.
Ibu mampu
berdaptasi terhadap nyerinya
|
·
Kaji tingkat
intensitas nyeri pasien
·
Observasi
TTV
·
Jelaskan
penyebab nyeri pada pasien
·
Anjurkan
teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
·
Bantu
keluarga untuk mengusap pada bagian yang nyeri
·
Berikan
terapi sesuai program
|
· Ambang nyeri setiap orang berbeda dengan demikian
akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien
terhap nyerinya
· Mengetahui kedaan umum
· Dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa
kooperatif
· Mengurangi rasa nyeri melalui cara pengalihan
· Mengalihkan perhatian pasien
· Bentuk kolaborasi dalam menghilangkan nyeri
|
3.
|
03
|
08-08-2012
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan 1x24 jam
diharapkan pasien cemas dapat berkurang dengan kriteria hasil :
1.
Ibu
tenang
2.
Ibu
kooperatif terhadap tindakan perawatan
3.
Ibu dapat
menerima kondisi yang dialaminya sekarang
|
·
Kaji
tingkat kecemasan ibu
·
Jelaskan
mekanisme proses
Persalinan
·
Gali dan
tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
·
Beri
support pada ibu
|
· Tingkat kecemasan ringan dan sedang bias ditoleransi
dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat perlu terapi
· Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan
dapat mengurangi emosional ibu yang mal adaptif
· Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping
yang dimiliki ibu efektif
· Ibu dapat mempunya motifasi untuk menghadapi keadaan
yang ada
|
4.
|
Gangguan tidur dan aktivitas
|
Kebutuhan tidur dan aktivitas terpenuhi
|
· Tempatkan penderita di kamar yang aman dan tenang
· Bantu aktivitas os
· Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
obat-obatan
|
·
Menempatkan
penderita di kamar yang aman dan tenang serta membatasi jumlah orang yang
berkunjung
·
Membantu
aktivitas os sehari-hari
·
Membariakan
obat-obatan sedative seperti luminal 3x sehari
|
· Kebutuhan tidak terpenuhi dengan criteria:
· Tidur malam ± 8 jam
· Gangguan aktivit-as teratasi
|
5
|
05
|
|
|
|
|
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Nama : Ny. S Dx
Medis : PEB
Umur : 36 tahun Ro.
Reg : 017352
Ruangan : Asoka
No.
|
No.Dp
|
Hari/tanggal
|
Implementasi
|
paraf
|
1
|
01
02
03
|
08-08-2012
08-08-2012
08-08-2012
|
1.
mengawasi
TTV pasien
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 37OC RR : 20x/m
2.
Memonitor
perubahan tiba – tiba
pada pasien
R/ pasien masih sadar
3.
mengobservasi
adanya pucat, sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi perifer
R/ masih dalam batas normal
4.
Memantau
pernafasan
R/ RR : 20 x/m
5.
mendorong
latihan kaki aktif / pasif
R/ pasien merasa nyaman
6.
Berkolaborasi
dengan SpOG
R/ drip MgSO4 di RL gtt 20
x/m
1.
Mengkaji
tingkat intensitas nyeri pasien
R/ his tiap 2x/10 menit,
lama 10 detik, skala nyeri 8
2. Mengobservasi TTV
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 37OC RR : 20x/m
3.
Menjelaskan
penyebab nyeri pada pasien
R/ ibu mengerti penyebab
nyerinya dari pembukaan jalan lahir
4.
Menganjurkan
teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
R/ Ibu menarik napas dalam
dan mengeluarkan secara perlahan dari mulut
5.
membantu
keluarga untuk mengusap pada bagian yang nyeri
R/ keluarga mengikuti
saran yang diberikan
6.
Memberikan
terapi sesuai program
R/ teknik relaksasi
dijalankan dengan baik
1.
Mengkaji
tingkat kecemasan ibu
R/ setelah diberikan
support cemas sedikit berkurang
2.
Menjelaskan
mekanisme proses
Persalinan
R/ Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
3.
Menggali
dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/ ibu mnegikuti saran
yang ada
4.
Memberi
support pada ibu
R/ Cemas ibu berkurang
|
|
02
|
O1
02
03
|
09-08-2012
09-08-2012
09-08-2012
|
1.
mengawasi
TTV pasien
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 36,2OC RR : 19x/m
2.
Memonitor
perubahan tiba – tiba
pada pasien
R/ pasien masih sadar
3.
mengobservasi
adanya pucat, sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi perifer
R/ masih dalam batas normal
4.
Memantau
pernafasan
R/ RR : 19 x/m
5.
mendorong
latihan kaki aktif / pasif
R/ pasien merasa nyaman
6.
Berkolaborasi
dengan SpOG
R/ drip MgSO4 di RL gtt 20
x/m
1.
Mengkaji
tingkat intensitas nyeri pasien
R/ skala nyeri 8
2.
Mengobservasi
TTV
R/TD : 160/110mmHg N: 80x/m
T : 36,2OC RR : 19x/m
3.
Menjelaskan
penyebab nyeri pada pasien
R/ ibu mengerti penyebab
nyerinya bayi sudah waktunya keluar
4.
Menganjurkan
teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
R/ Ibu menarik napas dalam
dan mengeluarkan secara perlahan dari mulut , ibu mulai mengedan
5.
membantu
keluarga untuk mengusap pada bagian yang nyeri
R/ keluarga mengikuti
saran yang diberikan
1.
Memberikan
terapi sesuai program
R/ teknik relaksasi
dijalankan dengan baik
2.
Mengkaji
tingkat kecemasan ibu
R/ setelah diberikan
support cemas hilang digantikan senyuman
3.
Menjelaskan
mekanisme proses
Persalinan
R/ Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
4.
Menggali
dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/ ibu mnegikuti saran
yang ada
5.
Memberi
support pada ibu
R/ Cemas ibu hilang
|
|
03
|
01
02
|
10-08-2012
10-08-2012
|
1.
mengawasi
TTV pasien
R/TD : 140/100mmHg N: 83x/m
T : 36,8OC RR : 20x/m
2.
Memonitor
perubahan tiba – tiba
pada pasien
R/ K/U baik
3.
mendorong
latihan kaki aktif / pasif
R/ pasien merasa nyaman
4.
Berkolaborasi
dengan SpOG
R/ drip MgSO4 di RL gtt 20
x/m
1.
Mengkaji
tingkat intensitas nyeri pasien
R/ skala nyeri 3
2.
Mengobservasi
TTV
R/TD : 140/100mmHg N: 83x/m
T : 36,8OC RR : 20x/m
3.
Menjelaskan
penyebab nyeri pada pasien
R/ ibu mengerti penyebab
nyerinya bekas jalan lahir
4.
Menganjurkan
istirahat yang cukup
R/ibu beristirahat
|
|
EVALUASI
KEPERAWATAN
Nama : Ny. S Dx
Medis : PEB
Umur : 36 tahun Ro.
Reg : 017352
Ruangan : Asoka
No.
|
No.Dp
|
Hari/tanggal
|
Jam
|
Evalusi
|
paraf
|
1
|
01
02
03
|
08-08-2012
08-08-2012
08-08-2012
|
19.00
19.10
19.15
|
S : Klien mengatakan
kepalanya terasa nyeri dan pusing serta penglihatannya berkunang – kunang dan kabur
O :
1. TD
: 160/110
mmHg
2. Klien
lemah
3. Penglihatan
berkunang – kunang dan kabur
4. Pasien
sering memegang kepalanya
5. Udem di ekstremitas atas dan bawah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan nyeri hebat didaerah
perut
O :
1. Klien
meringis kesakitan
2. Skala
nyeri 8
3. Klien
tampak pucat dan lemah
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
S : klien mengatakan sangat cemas dengan
janinnya
O
:
1. Pasien
kelihatan panik dan cemas
2. Pasien
banyak bertanya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
|
|
02
|
01
02
03
|
09-08-2012
09-08-2012
09-08-2012
|
16.30
16.40
16.45
|
S : Klien mengatakan sedikit nyeri dan pusing
serta penglihatannya sedkit
berkunang - kunang
O :
1. TD
: 160/110
mmHg
2. Klien
lemah
3. Penglihatan
berkunang – kunang dan kabur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan terasa nyeri dibagian perutnya
O :
1. Skala
nyeri 4
2. lemah
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
S : klien mengatakan tidak cemas lagi dan merasa bahagia
O
: pasien mencium dan sudah menyusui anaknya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
|
3
|
01
02
|
10-08-2012
10-08-2012
|
21.00
02
|
S : Klien
mengatakan tidak pusing lagi serta penglihatannya tidak berkunang – kunang lagi
O :
1. TD
: 140/100 mmHg
2. Fungsi penglihatan baik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakani masih terasa nyeri dibagian perutnya
O :
1. Skala
nyeri 3
2. Os lemah
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
|
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pre eklampsia adalah sekumpulan
gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari
hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu.
Dari hasil
penerapan asuahan keperawatan dimulai dengan pengakajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan pada klien NY. S dengan Preeklamsia Berat ( PEB) yang dilaksanakan
tanggal 08 Agustus 2012 dengan menggunakan berbagai pertimbangan ilmu dan
menentukan kasus secara nyata, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut
:
A.
Pengkajian
Keperawatan
Pengkajian
merupakan tahap awal dari proses asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis
melakukan pengkajian secara cermat dan teliti melalui wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik secara langsung serta didukung oleh sumber catatan perawatan
dan catatan medis sehingga didapat data yang diperlukan
Berdasarkan data
yang telah dikumpulkan,penulis menyadari masih banyak data yang perlu
dilengkapi, ini semata – mata karena waktu dan kondisi juga yang tidak
memungkinkan. Apalagi dengan kondisi klien yang lemah karena tekanan darah yang
tinggi sehingga agak sulit dalam menggali informasi tentang kondisi klien saat
ini maupun yang lalu. Dalam mengkaji juga penulis mempunyai hambatan waktu.
Dari hasil
pengkajian yang sudah dilakukan penulis didapatkan pasien menderita PEB (
Preeklamsia Berat ), didalam teori, jika pasien pasien menderita PEB jadi
pasien mengalami tekanan darah tinggi sehingga
membuat kepala menjadi pusing dan penglihatan berkunang-kunang.
B.
Diagnosa
Pada diagnose
teoritis terdapat 9 diagnosa , tetapi pada kasus ny.S setelah dilakukan
pemgkajian keperawatan selama 3 hari , diagnose yang timbul 5 diagnosa , yaitu
:
1. Gangguan
perfusi jaringan otak b/d penurunan COP
2. Gangguan
rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
3. Gangguan
psikologis (cemas) b/d koping yang tidak efeketif terhadap proses persalinan
C.
Intervensi
Intervensi
yang penulis buat menggunakan saduran dari rencana asuhan keperawatan Marilyn
E. Doengoes. Tetapi dalam intervensi yang penulis buat banyak yang penulis
kurangkan, karena penulis juga melihat apa saja tindakan yang harus dilakukan
sesuai dengan diagnosa keperawatan dan keterbatasan alat-alat pendukung yang
mendukung untuk memberikan asuhan keperawatan.
D.
Implementasi
Dilakukan semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan,
criteria haisl dan intervensi keperawatan. Sebelum dilaksanakannya intervensi
keperawatan sebelumnya dilakukan peninjauan kembali keadaan dan kebutuhan klien
karena kadang kala rencana yang dibuat tidak tepat lagi untuk dilaksanakan.
Implementasi keperawatn pada Ny. S dititik beratkan untuk memantau keadaan
tekanan darah pada klien serta pengelolaan nyeri dan menghindari infeksi
E.
Evaluasi
Dalam evaluasi sendiri seharusnya intervensi dari
ketiga diagnosa yang ditegakkan masih dilanjutkan pada diagnosa satu dan
diagnos dua . dan saat melakukan evaluasi keperawatan catatan perkembangan
klien dari pengamatan terakhir yang penulis lakukan pada tanggal 10 agustus
2012 penulis menggunakan evaluasi metode SOAP
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah
penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan preekalmsi Berat (PEB)
di Bangsal Mawar-Asoka Rumah Sakit dr. Sobirin yang dilakukan dari tanggal 08
Agustus 2012 sampai dengan tanggal 10 Agustus 2012 maka dari asuhan keperawatan
yang penulis kaji, penulis menyimpulkan :
1.
Dapat
disimpulkan bahwa Preeklamsi Berat ( PEB ) adalah Preeklampsia
berat adalah timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria dam atau
edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakan mengalami
preeclampsia berat karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darah sebesar
160/110 mmHg dan disertai proteinuria +3. Hipertensi terjadi sebagai usaha
untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
tercukupi.
2.
Pengkajian yang
dilakukan pada klien menggunakan teknik wawancara pada klien, keluarga,
pemeriksaan fisik, observasi dan status klien. Pengkajian dilakukan secara
komprehensif yang meliputi biopsiko social dan spiritual. Berdasarkan
pemeriksaan fisik serta kesehatan masa lalu maka penulis menegakkan diagnose
actual tentang asuhan keperawatan apa yang perawat perlu dilakukan sesuai
dengan kondisi klien sekarang
3.
Dari kesembilan
diagnosa yang terdapat dalam teori, penulis hanya mengangkat 3 diagnosa saja
saat prenatal, dikarenakan keluhan yang dikeluarkan klien
4.
Intervensi dan
implementasi yang dilakukan penulis belum tuntas saat prenatal tapi tuntas setelah
post partum
5.
Pada tahap
evalusi sesuaikan dengan criteria hasil yang ingin dicapai dan keluhan dari
pasien sendiri (DS) serta dari observasi penulis (DO), dimana evaluasi yang
digunakan yaitu menggunakan pendekatan SOAP
B. Saran
1.
Kepada Pelayanan Kesehatan
Agar dapat
meningkatkan pelayanan ibu hamil dan bersalin, khususnya pada penderita
Preeklamsi
2.
Kepada pihak Akademis
Agar dapat
membimbing para tenaga dan calon tenaga kesehatan dan meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap ibu hamil.
3.
Kepada tenaga kesehatan
Agar dapat
lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan mengingat preeklamsi merupakan suatau
gejala penyakit yang cukup mempengaruhi kesehatan ibu hamil
4.
Klien dan keluarga
Terhadap
klien dan keluarga diharapkan dapat mengikuti dan bekerjasama dalam proses
keperawatan sehingga terapi dan pengobatan pada klien dapat dilaksanakan dengan
baik sehingga kesembuhan klien tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita
selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius FKUI,
2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis
Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC. Jakarta, 1998.
http://www.scribd.com/doc/899951/laporan
kasus preeklampsia nas.
http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia
dan eklampsi pada kehamilan.
http://khuheimi.blogspot.co,/2006/08/preeklampsia
dan eklampsi.html
Doengoes,
Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC : Jakarta.
Mochtar,
R. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.
Sarwono
P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : Jakarta
Carpenito,
Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta.